Minggu, 07 Desember 2014

Nekatraveller

Don Mueang Airport 25 Oct 2014

Jam 8.30 saya tiba di bandara ini bersama teman saya, Leli Khairani. Kami menjemput kekasih Leli, Gio, yang akan datang dari Jakarta hari ini. Rencananya Gio akan tiba pukul 9.30. Ya tidak apalah kami menunggu sambil menghabiskan roti dan susu yang saya bawa dari apartemen karena tadi belum sempat sarapan. Tiba-tiba seorang lelaki berumur hampir 30 tahun menghampiri saya dan leli yang sedang menunggu Gio di ruang tunggu. "Assalamu'alaikum", sapa lelaki yang kami tidak tahu namanya itu. " Wa'alaikumsalam ", jawab kami. "Dimanake Turkey Airways disini? Saya mau beli tiket ke Turki", tanya lelaki itu. Rupanya dia adalah seorang Malaysia yang hendak berkunjung ke Turki, anggap saja namanya Fulan. " Turkey airways sepertinya ga ada di bandara ini, mungkin di Suvarnabhumi airport karena di bandara ini hanya ada air asia, thai lion, dan beberapa penerbangan saja. Di Suvarnabhumi lebih besar bandaranya", jawab kami. Lalu Fulan berencana untuk pergi naik taksi ke Suvarnabhumi airport, kami arahkan Fulan untuk naik taksi dari Gate 8. Di airport ini ada beberapa gate berbeda untuk menunggu transportasi yang berbeda, Gate 8 digunakan untuk menunggu taksi. Kemudian Fulan berlalu menuju arah gate 8, kami pun masih menunggu Gio di ruang tunggu. Tapi terlintas dalam pikiran kami apakah Fulan sudah punya visa ke Turki? Dia pun belum punya tiket ke Turki. Kami khawatir apabila dia ditipu orang atau terhambat perjalanannya karena tidak punya visa. Semoga saja dia sudah punya visa dan lancar-lancar dalam perjalanannya ke Turki.

Tiba-tiba Fulan kembali melintas kembali di hadapan kami bersama seseorang yang mengantarnya. Muka Fulan terlihat ceria saat berjalan dengan orang yang mengantarnya itu. Ternyata orang yang mengantarnya itu berasal dari sebuah penyedia jasa taksi. Kami mengejar Fulan untuk menanyakan apakah dia sudah punya visa. Setahu Fulan, dia tidak memerlukan visa untuk ke Turki tapi muka Fulan tidak terlihat yakin saat itu. Kekhawatiran saya dan leli pun bertambah ketika melihat orang nekat di hadapan kami yang sangat bersemangat untuk berkunjung ke Turki namun belum punya tiket dan visa ke Turki. Hehe. Mungkin jiwa nekat memang diperlukan untuk traveling. "Terus ini sekarang mau kemana?", tanya kami. "Ini saya sudah pesan taksi mau ke Suvarnabhumi", jawabnya. "Ini udah dibayar taksinya? Berapa?, tanya kami panik. " Sudah. Saya bayar 1000 baht", jawab Fulan. "Hah, 1000 baht?? Kami sangat terkejut mendengar angka yang sangat besar tersebut. 1000 baht itu banyak banget untuk taksi (sekitar Rp 350.000). Kamu dibohongin sama taksinya ini. Minta kembali uangnya boleh?". Fulan meminta uangnya kembali ke penyedia jasa taksi tersebut. Untungnya uang Fulan bisa kembali 100%. Fyuuhh..
Saya dan leli menghela nafas, belum pernah saya melihat orang yang sebegini nekatnya. Kami duduk kembali di ruang tunggu sambil browsing mengenai visa Turki bagi warga negara Malaysia. Rupanya Malaysia dan Turki sudah memiliki kerjasama bilateral yang memungkinkan warga negaranya untuk bebas visa. Saya dan Leli pun mulai tenang ketika mengetahui info yang sudah pasti ini. Walaupun saya dan Leli tidak mengenal Fulan ini, namun kami kasihan dan takut apabila Fulan ditipu orang. Dia pun bercerita kalau dia sering ditipu orang ketika traveling. "Mas ini polos banget", bisik dalam hati saya.
Pembicaraan kami pagi itu ditutup dengan kembali menunjukkan gate 8 tempat menunggu taksi. Semoga dia sampai ke Turki dengan selamat. Haha. Satu kisah di pagi yang lucu menurut saya. Satu yang saya dapat hikmahnya dari cerita ini adalah ada baiknya membuat rencana perjalanan dengan baik sebelum traveling.
Fulan mungkin besok atau lusa sudah akan menginjakkan kaki di Turki, kapan saya akan mnginjakkan kaki di Turki?? Insyaallah suatu hari nanti. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar